Senin, 11 Februari 2019

DARI SECANGKIR AIR BERWARNA HITAM

CATATAN SENJA- Memulai tulisan merupakan sesuatu yang sagat sulit. Dalam banyak hal, kata memulai sangatlah sulit karena kita harus memikirkan apa yang akan kita lakukan setelah kita memulai seuatu hal. Bagi kebanyakan penulis, memulai sebuah tulisan sangat sulit karena kita di tuntut untuk mengarahkan arah tulisan kita sesuai dengan tema yang kita tulis.

Berfikir dalam kesunyian serta menatap layar dengan penuh keseriusan merupakan hal yang selalu saya lakukan ketika dihadapkan pada lembaran putih yang kosong yang terdapat pada layar monitor yang kerapkali kugunakan. Dari layar ini pula puluhan kata demi kata terangkai menjadi sebuah tulisan. Entah tulisan itu bagus ataupun tidak semua tak jadi masalah.

Berawal dari keisengan menulis dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaan, kata demi kata selalu kurangkai menjadi sebuah cerita yang menurutku memang seharusnya kutulis sehingga kenangan akan apa yang telah terfikirkan dapat terabadikan menjadi sebuah tulisan.

Berteman dengan secangkir kopi di kedai-kedai terdekat merupakan sebuah pelengkap dalam memulai tulisan. yah.. dikedai kedai kopi yang ada, kerap kita menemui beberapa karakter dari seseorang. ada yang hanya bergelut dengan smartphone dan dengan lihainya memainkan layar handhpone dan berkomunikasi dengan nada yang terkesan kasar dan tak sopan kepada lawan bicaranya dalam sebuah pemainan virtual. yah itulah ciri khas kaum minelian yang hobinya bermain game online

Tak hanya kaum-kaum milenial saja, banyak pula yang telah berumah tangga kerap memainkan peran tersebut guna untuk menghilangkan kepenakan katanya. di kedai-kedai pula tak jarang kita menemui para kaum intelektual sedang membaca buku serta kaum politik yang sedang mengadu argumen tentang pemimpin-pemimpin negara bahkan hingga pemimpin instansi sekalipun.

Itulah ciri khas dari kedai-kedai kopi dimana semua elemen karakter bersatu, membaur walau tak saling kenal dan kadang tak saling menyapa, namun itu merupakan pewarna dari setiap kedai kedai yang ada. Aku hanya bisa melihat dan menikmati pemandangan yang sudah menjadi keseharianku sembari memikirkan apa yang akan kutulis hari ini esok dan seterusnya.

Semua punya karakter masing-masing dan semua punya jalan hidup masing-masing yang telah di lalui entah bagaimana caranya. Begitupun denganku yang hanya duduk manis dibangku bersama secangkir air berwarnah hitam yang kerap kali kuseduh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar